Sabtu, 05 Mei 2018

CULTURE SHOCK


Ilmu Budaya Dasar

Culture Shock

Culture Shock adalah perubahan nilai budaya seiring dengan perkembangan jaman dan wawasan yang makin berkembang ini biasanya terjadi pada orang-orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan yang baru. Sangat wajar, apabila seseorang yang masuk dalam lingkungan budaya baru mengalami kesulitan dan tekanan mental.
Peralihan Culture Shock dan semacamnya, dari zona nyaman mahasiswa ke zona penuh dengan hal yang menantang di dunia kerja pastinya. Seperti manusia selayaknya, pasti mau hanya yang enak – enak saja dalam hidupnya. Kalau perlu tidak usah kerja tapi uang tetap ada. Tapi hidup tidak seperti itu, dimana kita harus melangkah dan berjuang ­­untuk hidup yang terus berjalan. Terkadang kita juga di tuntut untuk kerja cepat kadang juga kita bisa santai.
Menurut saya Culture Shock sangat tidak mudah, apalagi untuk masuk ke dunia kerja. Saya banyak bertemu orang – orang baru dengan usia, agama, budaya yang berbeda – beda, dimana saya harus beradaptasi dan menyesuikan diri di dalamnya, seperti cara berperilaku sopan atau tidak, tata bicara tidak boleh asal bicara, dan yang pasti harus beretika. Saya ada di zona, di mana  pendidikan tidak berlaku apabila tidak  ada etika sama sekali. Apa lagi untuk saya yang baru lulus, tidak tahu apa – apa tentang dunia kerja, dan tidak ada yang memberi tahu, disitu saya harus mencari tahu sendiri  seperti apa dunia kerja yang sebenarnya dan bagimana berperilaku.

Nama : Muhammad Lafasha A.
Npm   : 1B117090
Kelas : KA44

Selasa, 01 Mei 2018

Nilai-nilai kemanusiaan pada perusahaan Google

Ilmu Budaya Dasar
Nama   : Muhammad Lafasha .A
Npm     : 1B117090
Kelas    : 4KA44

Google adalah sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang berkekhususan pada jasa dan produk Internet. Produk-produk tersebut meliputi teknologi pencarian, komputasi web, perangkat lunak, dan periklanan daring.  Sebagian besar labanya berasal dari AdWords.
Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin saat masih mahasiswa Ph.D. di Universitas Stanford. Mereka berdua memegang 16 persen saham perusahaan. Mereka menjadikan Google sebagai perusahaan swasta pada tanggal 4 September 1998. Pernyataan misinya adalah "mengumpulkan informasi dunia dan membuatnya dapat diakses dan bermanfaat oleh semua orang", dan slogan tidak resminya adalah "Don't be evil". 

Visi Google
Visi dari perusahaan Google untuk mengorganisasi informasi dunia dan membuatnya dan dapat diakses dan digunakan secara universal. Visi yang hanya dengan modal spiritual tersebut menjadikan Google dapat meledak penjualan iklannya. Dari modal 0,1 juta Dollar Amerika pada tahun 1998 meledak pada maret 2007 dengan pendapatan mencapai 3,66m Dollar Amerika Serikat.

Misi Google
Pernyataan Misi Google adalah sejajar dengan pernyataan visi perusahaan. Pernyataan misi memiliki empat variabel, yaitu, informasi dunia, organisasi, aksesibilitas universal, dan kegunaan. Sebagaimana dicatat, perusahaan memenuhi komponen informasi dunia dengan merangkak laman web. Perusahaan mengatur informasi melalui algoritma kepemilikan atau program. Google juga memenuhi komponen aksesibilitas universal pernyataan misinya dengan menawarkan layanan di seluruh dunia. pengolahandan pengorganisasian informasi tersebut juga membuat hasil pencarian yang berguna. 

Budaya Kerja Google :

1. Manusia & Kesadaran
Kebanyakan perusahaan di Indonesia masih memberlakukan peraturan ketat dan sistem kerja yang 'serius'. Alasannya, agar karyawan disiplin, produktif, dan target tercapai. Padahal, suasana kerja yang santai dan ceria justru bisa lebih memacu produktivitas karyawan, sehingga segala target kerja dan perusahaan pun tercapai. Tak percaya? Google adalah bukti nyatanya.Google disebut sebagai Perusahaan Terbaik untuk Bekerja oleh Majalah Fortune dan Great Place to Work Insitute sebanyak 5 kali berturut-turut. Perusahaan yang didirikan Larry Page dan Sergery Brin ini, dinilai memiliki cara yang unik dan efektif untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam bekerja dengan menerapkan budaya kerja dengan filosofi “menciptakan tempat kerja yang paling produktif dan bahagia di dunia”.
Salah seorang petinggi Google menjelaskan filosofi ini, “Bukan tentang menjadi nomor satu di dunia. Lebih kepada kami ingin karyawan dan calon karyawan mencintai tempat ini, karena itu yang akan membuat kami sukses.”

2. Manusia & Kebijakan
Para pendiri Google meyakini, mereka akan mendapatkan hasil maksimal dari karyawan dengan memberikan kebebasan, termasuk dalam menentukan jam kerja. Hierarki organisasi Google datar. Para teknisi fleksibel memilih proyek yang ingin dikerjakan. Perusahaan juga mendorong karyawan untuk mengembangkan minat di bidang lain yang masih berkaitan dengan perusahaan.

3. Manusia & Penampilan
Karyawan boleh tiba di kantor jam berapa pun, mengenakan piyama atau bahkan membawa anjing peliharaan. Tidak perlu takut ditegur atasan karena “bermain” di jam kerja, karena perusahaan memperbolehkan karyawan menggunakan 20 persen dari jam kerja mereka untuk melakukan kegiatan apa pun yang disukai. Waktu bebas ini bisa digunakan untuk mengerjakan proyek di luar tugas atau bahkan tidur. Apa pun yang tidak melanggar etika dan hukum diperbolehkan Google.

4. Manusia & Masa depan
Tentu saja, yang menjadi kunci awal Google adalah kejelian memilih karyawan potensial. Google menerapkan seleksi yang cukup ketat bagi pelamar kerja. Secara spesifik, Google menginginkan orang-orang yang tidak hanya berbakat, tetapi juga ambisius dengan rekam jejak yang baik dan sejumlah prestasi berkaitan dengan pekerjaan.
Google memastikan karyawan tidak terlena dengan kesenangan dengan menerapkan deadline dua tahunan, untuk mengevaluasi setiap proyek yang dipercayakan. Dan setiap minggunya, para karyawan akan diingatkan soal satu persen lebih dekat menuju deadline. 

5. Manusia & Kesempatan bekerja
Jika para pegawai di perusahaan lain hanya akan terfokus mengurusi berbagai tugas kantor, tidak dengan pegawai Google. Selama jam kerja, mereka diberikan waktu khusus sebesar 20% untuk mengembangkan ide pribadi mereka diluar tugas kantor.
Bersama dengan pegawai-pegawai lain, mereka bisa membuat proyek pribadi. Dan tak jarang ide besar justru lahir melalui proyek pribadi tersebut. Selain itu berkumpul dengan pegawai lain yang mempunyai skill tinggi dibidangnya masing-masing tentunya dapat meningkatkan pengetahuan kita secara tidak langsung.
Saat ini perusaah Google memang berhasil menciptakan ruang kerja yang sempurna untuk para pegawainya. Namun untuk membangun atmosfir kerja yang sesempurna itu, tentunya dibutuhkan waktu serta usaha yang tidak mudah dari para eksekutifnya.
6. Manusia & Pengahrgaan
Jelas sekali Google ingin memberikan penghargaan yang sangat tinggi bagi karyawannya. Sebelumnya, Google telah menggratiskan makanan dan potong rambut bagi karyawannya. Juga memberikan pelayanan dokter. Untuk kebersihan, karyawan Google memperoleh toilet canggih ala Jepang yang disebut Japanese Space Toilet. Google memang banyak dijadikan contoh bagaimana semestinya perusahaan menghargai aset manusianya. Tidak hanya gaji rata-rata yang paling tinggi di dunia, Google juga menciptakan suasana kerja yang sangat nyaman bagi karyawannya. Sebelumnya Google juga telah menerapkan kebijakan paternity dan maternity yang sangat bagus. Bagi seorang ayah baru, akan mendapat cuti enam minggu yang dibayar, sedangkan bagi ibu baru memperoleh 18 minggu cuti yang dibayar. Kebijakan bagus seperti ini tidak sekonyong-konyong dicptakan. Semenjak berdirinya, Google telah memikirkan bagaimana caranya untuk membayar pembantu bagi setiap ibu atau bapak yang merupakan karyawan Google. Tujuannya tentu agar karyawan Google lebih fokus dan mampu memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Wah, makin bermimpi jadi karyawan Google. 
7. Manusia & Fleksibelitas
Para pendiri Google meyakini, mereka akan mendapatkan hasil maksimal dari karyawan dengan memberikan kebebasan, termasuk dalam menentukan jam kerja. Hierarki organisasi Google datar. Para teknisi fleksibel memilih proyek yang ingin dikerjakan. Perusahaan juga mendorong karyawan untuk mengembangkan minat di bidang lain yang masih berkaitan dengan perusahaan.
Alih-alih diatur bos-bos manajerial tingkat atas untuk mengerjakan tugas yang sifatnya protokoler, karyawan bisa memutuskan sendiri cara menyelesaikan pekerjaan mereka. Mereka juga tidak akan mengerjakan satu proyek yang sama dalam jangka panjang. Karyawan diberikan kesempatan mengerjakan hal-hal berbeda sehingga terus tertantang.

Sumber: 
-business Inisder, Forbes
-https://www.kompasiana.com/haniandini/perlukah-menerapkan-budaya-organisasi-seperti-google_54f43240745513992b6c891e
-https://shintaries.com/budaya-kerja-perusahaan-google/
-https://www.liputan6.com/tekno/read/576090/6-hal-menyenangkan-yang-didapat-buruh-google